
Solana: Aset Inflasioner atau Deflasioner?
Saat menelusuri teknologi blockchain dan cryptocurrency, salah satu pertanyaan kunci yang sering diajukan investor maupun pegiat adalah apakah suatu aset bersifat inflasioner atau deflasioner. Memahami pembedaan ini memberi wawasan lebih dalam tentang model ekonomi aset dan potensi jangka panjangnya. Pada artikel ini, kita akan mengulas apakah Solana bersifat inflasioner atau deflasioner.
Apa Itu Aset Inflasioner dan Deflasioner?
Sebelum masuk ke sifat ekonomi Solana, mari definisikan apa yang dimaksud aset inflasioner dan deflasioner.
-
Aset inflasioner meningkatkan pasokannya seiring waktu. Ini biasanya terjadi saat unit baru diciptakan, misalnya lewat mining atau imbalan staking, sehingga mencairkan (mendilusi) nilai unit yang sudah ada. Dalam ekonomi tradisional, inflasi kerap dikaitkan dengan kenaikan harga dan turunnya daya beli akibat kelebihan pasokan uang.
-
Aset deflasioner mengurangi pasokannya seiring waktu, sering kali melalui mekanisme pembakaran token (token burn) atau penerbitan yang dibatasi. Token burn menghapus sebagian token dari peredaran secara permanen, mengurangi total pasokan dan berpotensi meningkatkan nilai bila permintaan tetap atau tumbuh.
Memahami dinamika ini krusial saat menilai keberlanjutan jangka panjang dan daya tarik investasi suatu cryptocurrency. Sekarang, mari beralih ke Solana.

Apakah Solana Deflasioner?
Jawabannya: sebagian. Solana tidak sepenuhnya deflasioner, tetapi mengadopsi mekanisme deflasioner yang menyeimbangkan sifat inflasionernya. Ada 2 fitur utama:
- Solana memiliki tingkat inflasi tahunan yang menurun seiring waktu. Inflasi ini memberi imbalan kepada validator dan delegator atas peran mereka mengamankan jaringan melalui staking. Awalnya, tingkat inflasi ditetapkan 8%, lalu secara bertahap diturunkan menuju target jangka panjang 1,5%. Ini memastikan jaringan tetap memberi insentif partisipasi sambil menjaga pertumbuhan pasokan token tetap terkontrol.
- Solana menerapkan model pembakaran biaya transaksi untuk melawan inflasi. Sebagian dari setiap biaya transaksi dibakar (dihapus permanen dari peredaran), sehingga mengurangi pasokan token saat ini. Mekanisme ini menciptakan tekanan deflasioner, terutama saat penggunaan jaringan meningkat dan lebih banyak biaya yang dibakar.
Apakah Solana memiliki pasokan terbatas? Tidak, Solana tidak memiliki pasokan tetap (fixed supply) seperti Bitcoin. Mekanisme inflasinya memungkinkan peningkatan pasokan token yang terkontrol. Namun, model pembakaran token membantu mengimbangi efek inflasi dan membuat Solana sebagian deflasioner.
Dengan demikian, kombinasi ini menciptakan keseimbangan. Desain yang dipikirkan matang ini menjadikan Solana opsi menarik bagi pengembang maupun investor, menunjukkan potensinya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir; semoga artikel ini bermanfaat. Apakah Anda mempertimbangkan Solana untuk investasi jangka panjang? Tulis di kolom komentar.
Beri nilai artikel




komentar
0
Anda harus login untuk mengirim komentar