
Apa Itu Delegated Proof-of-Stake (DPoS)?
Mekanisme konsensus adalah inti dari blockchain. Mekanisme ini mengoordinasikan kerja semua node dan memastikan alur kerja yang aman dalam jaringan terdesentralisasi.
Delegated Proof-of-Stake (DPoS) adalah salah satu mekanisme konsensus yang mencakup beberapa proses algoritmik sekaligus. Dalam artikel hari ini, kami akan membahasnya secara rinci, mengupas kelebihan dan kekurangan DPoS, serta menganalisis contoh praktis crypto yang bekerja dengan algoritme ini.
Apa Itu Delegated Proof-of-Stake?
Delegated Proof-of-Stake (DPoS) adalah mekanisme konsensus di mana pengguna jaringan memilih dan menunjuk delegate untuk memverifikasi blok berikutnya. Mekanisme ini muncul pada 2013 dari algoritme Proof-of-Stake (PoS) klasik untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan proses verifikasi blok yang lebih demokratis. DPoS memiliki prinsip operasionalnya sendiri, yang dapat Anda pelajari lebih lanjut di bawah.
Bagaimana Algoritme DPoS Bekerja?
Sebagian pakar mengkritik Proof-of-Stake (PoS) karena sentralisasi kekuatan pada pengguna yang memegang token terbanyak. DPoS berupaya menyelesaikan masalah ini. Seperti PoS, DPoS memiliki sistem stake, namun DPoS bekerja lebih demokratis: pengguna sendiri memberikan suara di jaringan dan memilih delegate (validator) yang akan memverifikasi dan menghasilkan blok berikutnya. Hanya sejumlah terbatas validator yang diizinkan, lalu mereka digantikan oleh yang lain. Ketentuan ini diperlukan untuk menjaga aspek demokratis dari prosesnya.
Jika seorang delegate mengonfirmasi blok dengan benar saat mengonfirmasi transaksi, ia menerima imbalan yang kemudian bisa didistribusikan kepada para pemilihnya. Pengguna yang men-stake lebih banyak token berpeluang mendapat bagian lebih besar dari validator.
Penting untuk dicatat: agar sesuai dengan prinsip demokrasi, para pemilih mempertahankan kendali atas sistem. Pengguna dapat menunjuk sekaligus memberhentikan validator jika mereka melihat tindakan tidak jujur. Karena itu, reputasi baik dan ulasan positif sangat penting agar terpilih menjadi delegate berkali-kali.

Kelebihan dan Kekurangan DPoS
DPoS memiliki kelebihan dan kekurangan. Mari bahas lebih detail.
Kelebihan:
- Ambang masuk rendah: Anda tidak perlu membeli perangkat mahal seperti pada algoritme PoW untuk ikut serta dalam konfirmasi transaksi dan pembuatan blok, sehingga siapa pun berpeluang menjadi delegate.
- Demokratis: pengguna mengendalikan kerja validator melalui voting, sehingga prosesnya transparan.
- Skalabilitas: jumlah delegate di jaringan terbatas dan cepat bergantian, sehingga pekerjaan DPoS menjadi cepat dan tanpa hambatan.
- Ramah lingkungan: validator tidak memerlukan perangkat khusus atau energi besar untuk beroperasi, yang berdampak positif pada lingkungan.
Kekurangan:
- Ketergantungan pada delegate: sistem memerlukan banyak validator yang berminat, paham, dan tetap aktif. Jika validator sedikit atau bekerja lambat, pengguna yang dirugikan. Ketergantungan ini bisa menjadi hambatan bagi pengguna baru saat memilih delegate yang tepat untuk konfirmasi transaksi.
- Delegate beritikad buruk: jumlah delegate yang terbatas membuka peluang kolusi, yang berarti jaringan DPoS dapat rentan terhadap serangan 51%, ketika mayoritas peserta bertindak jahat untuk tujuan mereka sendiri.
Crypto yang Menggunakan Mekanisme DPoS
Saat ini, DPoS belum digunakan secara luas karena sejumlah alasan, termasuk persaingan tinggi dengan PoW dan PoS. Meski begitu, banyak kasus crypto yang berhasil dengan mekanisme Delegated Proof-of-Stake. Mari bahas lebih dalam:
- Tron: platform digital berbasis blockchain yang terutama dirancang untuk aplikasi hiburan, di mana delegate disebut super representatives (SR). Inti cara kerja-nya: pengguna memilih lima SR di setiap pemilihan, lalu 27 kandidat dengan suara terbanyak diangkat menjadi SR.
- Sui: jaringan terdesentralisasi yang menawarkan kecepatan tinggi dan biaya rendah. Prinsip DPoS di sini: pemegang SUI secara mandiri memilih delegate yang diusulkan platform. Biasanya ini sekelompok kecil orang yang tidak sering berubah.
- Solana: blockchain berkecepatan tinggi dan biaya rendah. Pada kasus ini, DPoS digunakan sebagai berikut: pertama validator melakukan voting, kemudian jaringan mengagregasi data suara dengan mempertimbangkan porsi setiap validator dan mencapai konsensus.
Seperti terlihat, sistem DPoS dapat diimplementasikan dengan berbagai cara tergantung tujuan pengembang. Akibatnya, dasar operasi DPoS berbeda menurut jaringannya.
DPoS vs. PoS dan PoW
Mari melihat lebih dekat perbedaan DPoS dengan mekanisme konsensus populer — Proof-of-Stake (PoS) dan Proof-of-Work (PoW). Sederhananya: tidak seperti PoS dan PoW, Delegated Proof-of-Stake dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan demokrasi.
- Proof-of-Work memerlukan daya komputasi dan konsumsi energi besar yang berdampak negatif pada lingkungan. Metode ini juga lambat karena miner (validator) harus memecahkan teka-teki matematika kompleks.
- Proof-of-Stake memerlukan staking token di jaringan sehingga validator menerima imbalan. Kekurangannya: berpotensi menguntungkan mereka yang memiliki jumlah token stake terbesar.
Delegated Proof-of-Stake pada gilirannya berupaya menyelesaikan masalah efisiensi dan demokrasi untuk menggabungkan kecepatan tinggi dengan pendekatan yang adil.
Jadi, hari ini kami telah membahas salah satu mekanisme konsensus yang efisien, Delegated Proof-of-Stake (DPoS). Seperti sistem lainnya, ia punya kelebihan dan kekurangan, tetapi perhatian luas dari pengembang menunjukkan sifatnya yang menjanjikan. Ke depan, DPoS bisa menjadi pesaing kuat bagi mekanisme populer saat ini seperti PoS dan PoW.
Apakah artikel ini membantu Anda? Beri tahu kami di kolom komentar.
Beri nilai artikel




komentar
0
Anda harus login untuk mengirim komentar