Pump-And-Dump dalam Crypto

Pasar crypto jauh lebih sedikit diteliti dan diterima dibanding pasar fiat karena sejarahnya yang relatif singkat. Hal ini menjadi lahan subur bagi pihak yang ingin menjadi penipu dan mengambil untung dari emosi investor; di sinilah skema seperti pump-and-dump berperan. Hari ini, kami bertujuan mempelajari bagaimana penipuan ini bekerja agar Anda tetap waspada dan dapat menghindarinya.

Bagaimana Pump-and-Dump Bekerja?

Dalam crypto, pump-and-dump adalah bentuk manipulasi pasar yang tidak jujur, di mana sekelompok orang dengan sengaja menaikkan harga sebuah cryptocurrency lalu menjual kepemilikan mereka pada harga yang lebih tinggi. Skema ini biasanya terjadi dalam empat fase berbeda: pra-peluncuran, peluncuran, pump, dan dump.

1. Fase pra-peluncuran: para pengatur menciptakan euforia di sekitar token yang sering kali memiliki sedikit nilai nyata. Mereka menggunakan taktik seperti allowlist (daftar akses eksklusif) dan pra-penjualan untuk menarik peserta awal dan membangun basis calon pembeli. Mereka juga biasanya membangun rasa FOMO melalui platform seperti X (sebelumnya Twitter), Discord, dan Telegram. Tujuannya adalah menghasilkan hype dan minat sebelum token tersedia secara luas.

2. Fase peluncuran: para promotor dikerahkan untuk menyebarkan informasi positif—dan kadang menyesatkan—tentang token. Tugas mereka adalah menarik lebih banyak investor dengan menciptakan buzz dan menampilkan proyek sebagai peluang yang menjanjikan. Ini membantu memperluas kumpulan pembeli dan meningkatkan aktivitas perdagangan awal.

3. Fase pump: setelah hype mencapai massa kritis, pembelian terkoordinasi oleh peserta awal dan investor baru yang tertarik mendorong harga token naik tajam. Ketika semakin banyak orang ikut serta berharap mendapat keuntungan cepat, kenaikan harga yang cepat mendorong pembelian lebih lanjut, yang untuk sementara dapat mendorong nilai token jauh di atas nilai sebenarnya.

4. Fase dump: para pengatur—yang memegang sejumlah besar token—menjualnya pada harga yang sudah dinaikkan secara artifisial. Aksi jual besar-besaran ini membanjiri pasar dengan token, menyebabkan suplai jauh melampaui permintaan. Ketidakseimbangan mendadak ini menghasilkan penurunan harga drastis, membuat investor yang terlambat menanggung kerugian besar saat nilai token anjlok.

Skema ini mengeksploitasi antusiasme investor dan kurangnya regulasi konvensional di pasar crypto, menjadikannya strategi berisiko tinggi dan tidak etis untuk memanipulasi harga demi keuntungan pribadi.

Kasus Pump-and-Dump Terbesar

Penipuan pump-and-dump telah meninggalkan jejak “legendaris” di dunia crypto. Selama bertahun-tahun, banyak insiden profil tinggi menyoroti betapa mengganggu—dan menguntungkan bagi para pengatur—skema ini. Di bawah ini kami kumpulkan kasus-kasus terbaru yang paling menonjol dari praktik pump-and-dump.

Kasus EthereumMax

EthereumMax (sering disingkat EMAX) adalah ERC-20 yang bermula sebagai skema pump-and-dump klasik. Para pelaku kunci—termasuk promotor berbayar dan pemasar crypto—menggembar-gemborkan token melalui media sosial dan kanal lain, mendorong harganya naik cepat. Pada saat yang sama, orang dalam menimbun kepemilikan besar dan memanipulasi likuiditas secara strategis—memastikan bahkan order beli kecil pun dapat memicu lonjakan harga dramatis. Ketika harga puncak yang dipicu hype tercapai, para pengatur mulai membuang token lewat dompet rahasia, secara efektif “mendump” ke pasar. Aksi jual masif ini melampaui permintaan, membuat nilai token merosot tajam dan banyak investor terlambat menanggung kerugian besar.

Kasus Squid

Squid coin adalah token digital yang terinspirasi dari serial Netflix Squid Game dan dipasarkan sebagai cryptocurrency “play-to-earn”. Nilainya naik drastis—dari 1 sen menjadi lebih dari $2.856 dalam waktu kurang dari seminggu—sebelum anjlok 99,99%. Penipuan ini terjadi sebagai “rug pull” klasik: setelah dana terkumpul cukup, pengembang menghentikan perdagangan dan kabur dengan perkiraan $3,38 juta. Para pembeli kemudian tidak dapat menjual kembali token mereka, sementara situs web dan akun media sosial proyek menghilang, menegaskan bahwa token itu hanyalah skema penipuan.

Kasus Javier Miley

Presiden Argentina Javier Miley berada di pusat skandal meme coin ketika token LIBRA—yang dipasarkan sebagai cryptocurrency “play-to-earn” untuk mendukung bisnis Argentina—mengalami pump-and-dump klasik. Dalam unggahan di “X”, Miley secara antusias mendukung LIBRA, memicu euforia beli yang mendorong kapitalisasi pasar token mencapai $4,5 miliar. Namun, para pengatur sebenarnya adalah sekelompok orang dalam dan promotor penipuan yang sudah menempati posisi sejak awal. Mereka mengeksploitasi lonjakan tersebut dengan menarik likuiditas secara strategis dan menjual token mereka, menyebabkan nilai token ambruk 95%. Rug pull ini—yang menghasilkan lebih dari $100 juta bagi orang dalam—kemudian menarik pengawasan regulator dan gugatan class action.

Apakah Skema Pump-and-Dump Legal?

Skema pump-and-dump umumnya dianggap ilegal di sebagian besar pasar teregulasi karena sifatnya yang manipulatif. Di Amerika Serikat, ini dianggap sebagai manipulasi pasar dan dilarang oleh undang-undang yang ditegakkan Securities and Exchange Commission (SEC). Di Uni Eropa, skema pump-and-dump ilegal menurut Market Abuse Regulation (MAR). Di kedua yurisdiksi, pelaku dapat dikenai sanksi berat, termasuk denda, perampasan keuntungan (disgorgement), dan bahkan tuntutan pidana.

Apakah semua pertanyaan Anda terjawab? Apa pendapat Anda tentang skema pump-and-dump? Pernah mengalaminya? Mari diskusikan di kolom komentar!