Bitcoin Tembus di Bawah $80 Ribu, Cetak Terendah Empat Bulan

Bitcoin menyentuh level terendah empat bulan pada 11 Maret, turun ke $76 ribu—level yang terakhir terlihat pada November. Penurunan tajam ini terjadi ketika pasar keuangan yang lebih luas terus melemah, dengan altcoin menghadapi tekanan jual yang berkelanjutan.

Meskipun Bitcoin sempat pulih sedikit dan sejak itu bergerak di sekitar $80 ribu, kejatuhan ini membuat para investor memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, terutama karena kondisi makroekonomi terus membebani sentimen kripto.

Kekecewaan Setelah White House Crypto Summit

Penurunan harga Bitcoin yang tajam bertepatan dengan kekecewaan pasca crypto summit Gedung Putih baru-baru ini. Perintah eksekutif Presiden Donald Trump untuk membentuk cadangan Bitcoin AS semula diharapkan memicu optimisme pasar.

Banyak pihak berharap pemerintah AS akan membeli Bitcoin secara langsung, sehingga mendorong permintaan dan likuiditas. Namun, cadangan tersebut justru hanya akan didanai oleh Bitcoin yang disita dalam kasus pidana. Tak mengherankan bila banyak yang kecewa, dan pengumuman itu gagal memicu reli seperti yang diantisipasi.

Jeff Mei, COO di BTSE, berkomentar, “Pasar menilai summit tersebut kurang menggairahkan, dan kripto papan atas turun setelah terungkap bahwa cadangan kripto yang sangat dinantikan hanya akan menampung kepemilikan pemerintah yang sudah ada.”

David Sacks, “crypto czar” untuk pemerintahan Trump, meyakinkan publik bahwa cadangan Bitcoin tidak akan membebani pembayar pajak karena akan didanai oleh Bitcoin dari perampasan hukum. Terlepas dari potensi manfaat jangka panjangnya, gagasan ini belum cukup untuk mengangkat sentimen pasar.

Ketidakpastian Makroekonomi dan Kekhawatiran Resesi

Menambah tekanan pada harga Bitcoin, kekhawatiran atas resesi di AS kian meningkat. Pernyataan Presiden Trump tentang kemungkinan perlambatan ekonomi AS mengguncang pasar. Aset berisiko seperti Bitcoin berada di bawah tekanan signifikan, karena banyak investor mencari perlindungan pada instrumen tradisional seperti obligasi pemerintah AS.

Selain itu, ETF Bitcoin mengalami arus keluar besar, dengan $867 juta keluar hanya pada pekan lalu, membawa total empat pekan menjadi $4,75 miliar. Sementara sebagian pihak tetap berharap pada prospek jangka panjang Bitcoin, kondisi makroekonomi dan kekhawatiran inflasi kemungkinan masih akan mempengaruhi pergerakan pasar dalam waktu dekat.

Apa Selanjutnya bagi Bitcoin?

Saat Bitcoin bertahan di kisaran $80 ribu, trader dan investor bersiap menghadapi volatilitas lanjutan. Data terbaru dari Crypto Fear & Greed Index menunjukkan pasar kembali ke wilayah “ketakutan ekstrem”, mencerminkan sentimen ekonomi yang lebih luas.

COO BTSE Jeff Mei memberi isyarat bahwa dalam beberapa minggu mendatang, Bitcoin sangat mungkin turun ke kisaran $70.000–$80.000, tergantung bagaimana perkembangan makroekonomi.

Meski pasar kripto mendapat tekanan, sebagian investor tetap optimistis secara hati-hati. Perubahan regulasi dapat membantu dalam jangka panjang, namun untuk saat ini, prospeknya masih tidak pasti, dengan laporan inflasi dan tindakan Federal Reserve AS menjadi hal kunci untuk diperhatikan dalam beberapa minggu ke depan.

Terlepas dari penurunan ini, banyak pihak meyakini Bitcoin dan kripto unggulan lainnya akan pulih jika kondisi ekonomi global membaik. Untuk saat ini, Bitcoin tampak terjebak di antara periode harapan dan ketakutan.