Mengapa Solana Mendekati Titik Terendah dalam Setahun

Pernah menjadi kekuatan yang menjanjikan di ranah blockchain, Solana (SOL) kini menghadapi salah satu periode tersulitnya.

Walaupun termasuk dalam Crypto Reserve Presiden Trump dan menerima dorongan likuiditas yang signifikan, nilai Solana terus merosot. Dengan harga turun lebih dari 7% hanya dalam 24 jam dan bertahan di sekitar $127,18, aset ini mendekati titik terendahnya dalam setahun terakhir.

Awal 2025 yang Sulit

Awal tahun 2025 berjalan berat bagi Solana. Turun hampir 29% sejak tahun dimulai, pergerakannya terus menurun. Bahkan dengan injeksi likuiditas baru sebesar $10 miliar dan penyertaan dalam US Digital Asset Stockpile, Solana belum mendapatkan momentum seperti yang diharapkan banyak investor. Banyak yang mengira langkah-langkah ini akan mendorong harga melesat, namun yang terjadi justru sebaliknya.

Pasar kripto secara keseluruhan sedang berada dalam kondisi sangat volatil, tetapi perjuangan Solana untuk lepas dari tren turun terlihat semakin mencolok. Anjloknya Bitcoin baru-baru ini—yang dipicu pengumuman Bitcoin Strategic Reserve—ikut memperparah tekanan.

Para investor berharap AS akan aktif membeli Bitcoin guna menambah likuiditas, namun cadangan tersebut sebenarnya akan didanai oleh Bitcoin yang disita dalam kasus pidana pemerintah. Wajar bila hal ini disambut dengan kekecewaan besar. Pergeseran ekspektasi ini memicu kekecewaan luas, dan Solana ikut merasakan dampaknya.

Ketegangan Geopolitik dan Sentimen Investor

Seolah belum cukup, isu geopolitik juga berperan. Dengan meningkatnya ketegangan dagang AS–Tiongkok—terutama soal tarif pada komoditas pertanian—seluruh pasar aset berisiko, termasuk kripto, ikut tertekan. Saat pasar global tidak pasti, investasi berisiko seperti kripto biasanya terkena dampak paling berat.

Kepercayaan investor terhadap Solana juga terguncang oleh kegagalan beberapa proyek meme coin berbasis Solana. Peluncuran token Libra, yang didukung Presiden Argentina Javier Milei, berubah menjadi bencana ketika pihak dalam diduga menarik lebih dari $107 juta dari kolam likuiditas, memicu kejatuhan harga drastis. Insiden ini membuat banyak investor Solana meninjau ulang posisi dan memilih aset yang lebih aman.

Selain itu, pencetakan besar-besaran Stablecoin USDC sejak awal tahun belum cukup menopang harga Solana. Sebaliknya, sebagian besar likuiditas baru justru mengalir ke meme coin—pilihan investasi yang populer namun volatil. Setelah rangkaian penipuan terbaru terkait aset tersebut, banyak investor menjadi lebih berhati-hati, sehingga berdampak pada pasar yang lebih luas. Faktanya, kapitalisasi pasar Solana turun tajam, dengan kehilangan sekitar $40 miliar hanya dalam sepekan terakhir.

Tanda Positif pada Peningkatan Volume Perdagangan

Meski kondisi pasar menantang, masih ada titik terang: volume perdagangan Solana melonjak. Peningkatan 10,25% dalam aktivitas perdagangan—lebih dari $5,18 miliar diperdagangkan di berbagai platform besar—menunjukkan sebagian trader masih percaya pada potensinya. Lonjakan ini menandakan dua hal: spekulasi kuat di tengah ketidakpastian dan penempatan posisi strategis oleh investor yang berharap pada pemulihan.

Namun, meskipun kenaikan volume mencerminkan ketangguhan, masa depan Solana tetap belum pasti. Investor mencermati setiap tanda pembalikan arah. Solana berada di titik krusial, dan apakah ia pulih atau terus melemah akan bergantung pada respons pasar dalam beberapa minggu ke depan. Dengan begitu banyak ketidakpastian, semua perhatian kini tertuju pada langkah Solana berikutnya.