
Apa Itu Pola Cup and Handle, dan Bagaimana Cara Menggunakannya dalam Trading?
Jika Anda sedikit saja tertarik pada grafik kripto, kemungkinan besar Anda sudah pernah mendengar tentang pola “cup with handle” — salah satu pola pergerakan harga paling dikenal. Logikanya cukup jelas: aset membentuk dasar (cup) dalam waktu lama, lalu mengambil jeda singkat (handle), dan ketika berhasil menembus resistansi, harga biasanya masuk ke fase momentum naik.
Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail tentang pola ini, cara mengenalinya, dan bagaimana menggunakannya dalam trading.
Apa Itu Pola Cup and Handle?
Cup and handle adalah pola kelanjutan atau pembalikan bullish yang dipopulerkan oleh William O’Neil. Dalam bentuk klasiknya, pola ini muncul setelah pergerakan naik, ketika pasar memasuki fase koreksi yang halus dan lebar, membentuk “cup” berbentuk huruf U. Setelah itu, terjadi konsolidasi singkat di dekat bagian atas — inilah “handle”. Penembusan (breakout) dari level resistansi di bagian atas handle biasanya disertai peningkatan volume dan memicu dorongan baru (impulse).
Gagasan utama pola ini terletak pada psikologi pelaku pasar, karena setiap bagian dari pola mencerminkan perubahan sentimen. Mari kita lihat lebih dekat: dinding kiri cup menandakan pergeseran dari sentimen bullish dan aksi ambil untung. Bagian bawah cup mencerminkan “kelelahan” penjual dan stabilisasi harga. Dinding kanan menunjukkan kembalinya permintaan secara perlahan. Handle adalah ujian terakhir terhadap kekuatan pasar: peserta lemah keluar, sementara peserta kuat mulai mengakumulasi. Breakout menunjukkan bahwa keseimbangan kekuatan telah berpihak pada pembeli.

Cara Mengenali Pola Cup and Handle
Agar tidak “melihat cup di mana-mana”, penting untuk mengingat beberapa kriteria objektif untuk mengenali pola ini:
-
Bentuk cup: Pola harus berbentuk huruf U, bukan huruf V. Pasar perlu “bernapas” dan menstabilkan diri, karena semakin tajam pantulannya, semakin tinggi risiko false breakout — harga bisa saja tidak naik lebih lanjut, melainkan berfluktuasi atau bahkan turun. Secara umum, cup dengan dasar berbentuk U yang lebih panjang memberikan sinyal yang lebih kuat.
-
Kedalaman: Idealnya, cup tidak boleh terlalu dalam. Untuk aset dengan volatilitas sedang, kedalaman normal cup berkisar antara 12–33% dari harga tertinggi sebelumnya. Namun jika kedalamannya melebihi 50–60%, hal ini bisa menjadi sinyal potensi penurunan harga yang sulit dipulihkan.
-
Volume: Saat handle terbentuk, volatilitas biasanya menyempit, volume cenderung “kering”, lalu meningkat saat breakout. Pola seperti ini menunjukkan akumulasi.
-
Konteks tren: Cup terbaik biasanya terbentuk pada pasar yang sedang naik atau setidaknya netral. Dalam tren turun yang kuat, kemungkinan terjadinya false breakout jauh lebih tinggi.

Cara Menggunakan Pola Cup and Handle dalam Trading
Penerapan praktis dari pola cup with handle didasarkan pada rencana sederhana. Pemicu (trigger) utamanya adalah breakout dari batas atas handle: lebih aman menunggu candle ditutup di atas level ini, dan idealnya dikonfirmasi oleh peningkatan volume.
Pendekatan konservatif biasanya menunggu harga untuk kembali ke area resistansi yang sudah ditembus (retest) dan mencari titik masuk di sana. Trader agresif kadang membuka posisi ketika harga masih berada di dalam handle, saat harga keluar dari area penyempitan lokal. Namun strategi ini memerlukan konfirmasi tambahan — misalnya, penyempitan volatilitas dan lonjakan volume yang jelas pada pergerakan naik.
Perlindungan posisi perlu disiapkan terlebih dahulu. Stop loss dasar biasanya ditempatkan di bawah titik terendah handle, yaitu area di mana struktur pola kehilangan validitasnya. Beberapa trader menggunakan penutupan harga di bawah pertengahan cup sebagai “garis merah”, karena pergerakan semacam itu sering menandakan pola gagal dan kemungkinan kelanjutan menurun.
Penetapan target dalam pola ini sangat transparan: target klasiknya adalah tinggi cup yang diukur dari titik breakout ke arah atas. Dalam praktiknya, disarankan untuk membagi target menjadi beberapa tahap — ambil sebagian keuntungan ketika separuh target tercapai, pertahankan sisanya hingga mencapai tinggi penuh cup, sambil memindahkan posisi ke break-even dan menyesuaikan stop loss menggunakan indikator ATR. Pendekatan ini membantu mengurangi tekanan psikologis dan membuat trader lebih siap menghadapi pullback di sepanjang jalan menuju target.
Seperti alat teknikal lainnya, pola cup with handle tidak boleh digunakan secara tunggal, melainkan bersama dengan sinyal teknikal lain dan prinsip dasar manajemen risiko.
Kelebihan dan Kekurangan Pola Cup and Handle
Setiap pola memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Berikut penjelasannya:
| Kelebihan: | Kekurangan: | |
|---|---|---|
| Logika dan aturan jelas: pemicu yang jelas (breakout pada handle), stop loss yang terukur (di bawah handle), serta target yang bisa dihitung (tinggi cup). Hal ini memudahkan sistematisasi dan backtesting. | Kekurangan:Sulit untuk pemula: banyak trader melihat cup di setiap pergerakan sideways. Penting untuk disiplin mengikuti kriteria bentuk, kedalaman, dan posisi handle. | |
| Rasio risiko/imbal hasil yang baik: bahkan dengan pengambilan keuntungan sebagian, pola ini tetap bisa menghasilkan profit. | Kekurangan:Durasi pembentukan lama: pada timeframe tinggi, pola ini bisa terbentuk selama berminggu-minggu — ini menguji kesabaran dan disiplin. | |
| Sinergi dengan volume: handle dan lonjakan volume saat breakout meningkatkan peluang keberlanjutan tren. | Kekurangan:Lemah jika digunakan sendiri: perlu dikombinasikan dengan pola grafik dan indikator lain. |
Jadi, pola Cup and Handle adalah alat yang sangat baik untuk mengidentifikasi potensi breakout dan pergerakan momentum. Dalam konteks kripto, pola ini memerlukan kehati-hatian ekstra: hormati stop loss di bawah handle, tunggu konfirmasi volume, dan hindari mengandalkan pola yang terlalu dalam.
Apakah artikel ini membantu Anda? Beri tahu kami pendapat Anda di kolom komentar.
Beri nilai artikel




komentar
0
Anda harus login untuk mengirim komentar